Tulang selalu mengalami regenerasi secara konstan.
Tulang yang lama akan dipecah digantikan tulang baru.
Massa pertumbuhan tulang mencapai puncaknya pada usia 20 hingga 30 tahun.
Setelah itu, massa akan menurun perlahan hingga usia 45 tahun.
Untuk perempuan, massa tulang merosot sekitar usia 45 tahun akibat menopause atau berhentinya menstruasi.
Sedangkan pada pria penurunan massa tulang akan terjadi seiring bertambahnya umur.
Keadaan ini, disebut laman Mayo Clinic, sebagai osteoporosis.
Dikutip dari situs resmi Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat, osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous.
Osteo berarti tulang, dan prorus yang berarti berlubang atau keropos.
Jadi, osteopororsis adalah tulang keropos lantaran penurunan massa disertai penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan pada tulang.
Laman resmi WHO menyatakan osteoporosis sebagai penyakit dengan sifat-sifat khas berupa penurunan massa tulang, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang menyebabkan meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko patah tulang.
Mengutip dari laman National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, sebagian besar tulang terdiri atas kolagen dan kalsium fosfat.
Kolagen adalah protein yang memberikan kerangka dan kalsium fosfat adalah mineral yang menambah kekuatan dan mengeraskan kerangka.
Menurut situs resmi Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat, terdapat klasifikasi osteoporosis.
Yaitu: Osteoporosis biasanya terjadi karena kurangnya hormon estrogen atau hormon utama pada wanita, yang membantu mengatur pengangkutan kalsium pada tulang.
Biasanya gejala ini timbul pada perempuan usia sekitar 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat.
Produksi dari hormon esterogen dapat menurun 2 sampai 3 tahun sebelum menopause dan terus berlangsung 3 hingga 4 tahun setelah menopause.
Massa tulang akan turun sekitar 1-3 persen dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
Osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal, terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal.
Juga karena obat-obatan seperti kortikosteroid, barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.
Penyebab osteoporosis ini tidak diketahui.
Namun, biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan kadar dan fungsi hormon dan kadar vitamin yang normal, juga tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
MUHAMMAD SYAIFULLOH