Demensia adalah kondisi medis di mana penderita akan mengalami penurunan fungsi otak, khususnya dalam hal mengingat hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Gejala demensia bervariasi, tergantung pada penyebab serta terbagi menjadi dua perubahan yang dialami, yakni kognitif dan psikologis, yang meliputi: Perubahan kognitif-Kehilangan memori, biasanya orang lain yang akan menyadari hal ini.
-Kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-kata.
-Kesulitan dengan kemampuan visual dan spasial.
-Kesulitan dengan penalaran atau pemecahan masalah.
-Kesulitan menangani tugas yang kompleks.
-Kesulitan dengan perencanaan dan pengorganisasian.
-Kesulitan dengan koordinasi dan fungsi motorik.
-Kebingungan dan disorientasi.
Perubahan psikologisPerubahan psikologis yang dialami penderita demensia dapat terjadi ketika terlihat seperti ada perubahan kepribadian, depresi, kecemasan, paranoid, agitasi, hingga halusinasi.
Demensia biasanya disebabkan oleh kerusakan atau hilangnya sel saraf dan koneksi di otak.
Tergantung pada area otak yang rusak, demensia dapat mempengaruhi orang secara berbeda dan menyebabkan gejala yang berbeda.
Berikut beberapa penjelasan mengenai penyebab demensia, di antaranya: Demensia vaskular Demensia jenis ini disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh yang memasok darah ke otak.
Masalah pembuluh darah dapat menyebabkan stroke atau mempengaruhi otak, seperti merusak serat di materi putih otak.
Tanda-tanda paling umum dari demensia vaskular adalah penderita akan kesulitan saat memecahkan masalah, pemikiran yang lambat, dan kehilangan fokus.
Demensia tubuh Lewy Demensia ini disebabkan oleh gumpalan protein abnormal seperti balon yang ditemukan di otak penderita.
Tanda dan gejala umum demensia ini penderita kerap berhalusinasi, kehilangan fokus, berpikir lambat, sering tremor, hingga mengalami kekakuan.
Demensia frontotemporal Jenis ini ditandai dengan kerusakan sel saraf dan koneksinya pada lobus frontal dan temporal otak.
Ini adalah area yang umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.
Gejala umumnya akan mempengaruhi perilaku, kepribadian, pemikiran, penilaian, bahasa, dan gerakan.
Pencegahan demensia Cara pasti mencegah demensia ini belum ditemukan.
Namun, beberapa hal yang dilakukan bisa jadi bermanfaat untuk menurunkan kemungkinan terkena demensia.
Misalnya, jaga pikiran tetap aktif dengan melakukan aktivitas yang merangsang mental, seperti membaca, memecahkan teka-teki, bermain permainan kata, dan pelatihan memori yang dapat menunda timbulnya demensia dan mengurangi efeknya.
Kemudian, aktif secara fisik dan melakukan interaksi sosial.
Hal ini dipercaya dapat menunda timbulnya demensia dan mengurangi gejala.
Terakhir, cukup vitamin karena beberapa penelitian menunjukkan orang dengan kadar vitamin D rendah dalam darah lebih mungkin menderita Alzheimer dan demensia.